Kekalahan dari Persib Bandung menjadi kado ulang tahun ke 35 yang kurang menyenangkan bagi kapten Arema Indonesia, Pierre Njanka.
Perre Njanka
Kapten Arema Indonesia, Pierre Njanka, berulang tahun ke 35. (foto: Adi Setiawan)
Meski dibarengi kekalahan timnya dari Persib Bandung, Njanka tetap menjadi salah satu pemain kunci Arema hingga mampu bertengger di puncak klasemen sementara Liga Super Indonesia 2009/10.
Tiga gol telah dicetak mantan pemain timnas Kamerun di Piala Dunia 1998 dan 2002 itu, yakni ke gawang Sriwijaya FC, Persema Malang, dan gol tunggal penentu kemenangan Arema atas rival klasik Persebaya Surabaya.
Uniknya, pemain yang musim lalu bermain di Persija Jakarta itu ternyata sempat memustuskan untuk pensiun, namun kembali tertantang untuk bermain di Indonesia.
Bagaimana komentar Papa, sapaan akrab Njanka di Arema, tentang ulang tahunnya, pengalaman bermainnya di Eropa dan Piala Dunia, pemain muda Arema hingga timnas Kamerun? Berikut interview Njanka dengan Zulfikar Aleksandri dari ONGISNADE. Njanka juga menjawab pertanyaaan rekan-rekan Aremania di Facebook.
Lion’s Skipper: Njanka berperan besar membawa Arema di puncak klasemen dan juara paruh musim Liga Super Indonesia 2009/10. (foto: Zulfikar Aleksandri)
Selamat ulang tahun, Pierre…
Terima kasih. Ini adalah ulang tahunku yang ke 35. Terima kasih atas hadiahnya. (Njanka menerima kado ulang tahun dari ONGISNADE berupa t-shirt spesial ulang tahun dan sebuah poster).
Tahun lalu kamu di Persija, apa perbedaan utama dengan main di Arema?
Persija tim besar, punya pemain-pemain bintang, berteknik bagus dan timnas, tapi menurutku ada yang kurang, yaitu profesional. Di Arema punya pelatih asing yang bagus dan pemain muda yang mau belajar. Pemain-pemain muda Arema bisa dan mau untuk terus belajar sebagai pemain profesional.
Apakah pengalaman kamu bermain di Piala Dunia berpengaruh besar di Indonesia?
Tidak, menurutku tidak terlalu banyak berpengaruh. Saat main di Arab Saudi aku sudah berencana untuk pensiun. Ketika itu aku diajak sepupuku, Seme (Pierre Patrick Seme, pemain Persema Malang) apakah mau berhenti bermain atau mencoba tantangan di Indonesia. Saat itu aku sudah tidak main di Eropa dan tidak ada salahnya bermain di Indonesia.
Sampai usia berapa kamu akan bermain?
Aku sudah 35 tahun, kalau dikasih kekuatan oleh Tuhan, aku ingin bermain dua tahun lagi sebelum benar-benar pensiun dari sepakbola.
Apa rencana kamu setelah pensiun?
Aku mungkin akan berbisnis. Saat ini aku sudah mulai merintis bisnis di Prancis dan Kamerun. Saat ini aku konsentrasi dulu untuk main di Indonesia. Apakah aku juga akan berbisnis di Indonesia? Aku tidak tahu, kita lihat saja nanti (ujar Njanka dengan tersenyum).
Pilih Arema: Sempat berencana pensiun, Njanka akhirnya memilih bermain di Indonesia bersama Persija dan sekarang di Arema. (foto: Adi Setiawan)
Apa komentarmu tentang timnas Kamerun?
Tim Kamerun sekarang bagus meski di Piala Afrika kemarin gagal ke final, mungkin karena ada masalah dengan pelatih yang tidak cocok dengan pemain. Di Piala Dunia nanti menurutku Kamerun tetap memiliki peluang, tapi harus fokus dulu di setiap pertandingan pada penyisihan grup.
Apa arti julukan Kamerun, Indomitable Lions?
Indomitable Lions mungkin berarti hampir sama dengan semangat Singo Edan, yaitu pemain tidak mudah menyerah, tidak mau kalah, dan memiliki semangat juang tingga sepanjang pertandingan.
Apa alasan kamu pilih Arema awal musim ini?
Aku pilih Arema meski saat itu banyak klub lain yang juga tawari aku gabung, aku ga bisa sebut nama klub itu, saat itu aku dihubungi Onana (agen Njanka) apakah mau bermain di Arema, menurutnya aku bisa memberi pengalamanku dan banyak membantu pemain muda di sini.
Njanka bersama asisten pelatih Arema, Listiadi. (foto: Zulfikar Aleksandri)
Berikut sejumlah pertanyaan dari rekan-rekan Aremania di Facebook yang dijawab langsung oleh Njanka.
Gimana perasaan saat ditunjuk sebagai kapten Arema? (Dan Danesta)
Aku dipilih sebagai kapten Arema berdasarkan voting pemain, bukan atas penunjukan oleh pelatih atau yang lain. Aku senang bisa menjadi kapten Arema karena banyak pemain muda yang mau kerja keras di sini.
Kenapa akhir-akhir ini sering marah-marah saat main? (Bibin Sulianto)
Semua pertandingan penting untuk Arema, menurutku itu bukan karena pressure dan aku tidak marah kepada pemain di lapangan. Pemain-pemain di Arema masih muda tapi bisa belajar dari pemain lain.
Mudah-mudahan bisa cetak gol lagi untuk Arema. (Erry Nurhalisa Dewanto)
Aku cetak gol dari penalti lawan Persema dan Persebaya. Sebenarnya tugas penalti adalah Noh Alam Shah, tapi bila dia sudah keluar dan diganti pemain lain, aku yang ambil penalti.
Pendapat tentang Aremania, apakah berpengaruh? (Danick D’calerz)
Aremania sangat membantu kasih support ke Arema, tidak hanya waktu home, tetapi juga away. Ketika kita tahu ada Aremania di tribun, semangat semua pemain jadi berlipat-lipat untuk memberi yang terbaik bagi Aremania.
Apakah akan bertahan di Arema? (Nio Soak)
Tidak tahu. Bila manajemen ingin aku tetap di Arema, aku akan bertahan. Aku senang di sini (Arema dan Malang).
Bagaimana perasaan Njanka bila jadi ditonton oleh Presiden SBY? (Novanto Nugroho)
Aku belum pernah main bola ditonton langsung oleh Presiden. Hal itu akan luar biasa dan sangat menyenangkan.
Spesial: Njanka dengan kaos ulang tahun dari Ongisnade. (foto: Adi Setiawan)
Profil Pierre Njanka
Nama lengkap: Pierre Djaka Njanka-Beyaka
Lahir: Douala, Kamerun, 15 Maret 1975
Karir Klub
1993 – Tigre Douala
1994 – Rail Douala
1995-1998 – Olympic Mvolye
1999 – Neuchatel Xamax
2000-2003 – RC Strasbourg
2003-2005 – CS Sedan Ardennes
2006 – FC Istres
2006 – Stade Tunisien
2007 – Club Africain
2008 – Al-Wahda FC
2008-2009 – Persija Jakarta
2009-sekarang – Arema Indonesia
Timnas Kamerun:
1998-2004 – 47 caps, 2 gol
sumber:ongisnade.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
write here